SPDB Edward Syah Pernong: Kita Dukung DKI di Lampung - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Minggu, 30 Juni 2019

SPDB Edward Syah Pernong: Kita Dukung DKI di Lampung


Raja Kerajaan Adat Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan XXIII Saibatin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong bersama mantan Gubernur Lampung Ridho Ficardo dan tim #dkilampung | Istimewa
Bandar Lampung,Harian Koridor.com-Warga Lampung tentu mengenal nama Raja Kerajaan Adat Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan XXIII Saibatin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong. Salah satu tokoh masyarakat adat, pensiunan jenderal polisi, mantan Kapolrestro Jakarta Barat dan Kapolda Lampung (2015), serta salah satu tokoh inti kesultanan adat Nusantara.
Ya, Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Purn Drs H Edward Syah Pernong SH MH, kerap disapa Puniakan Dalom Beliau, lebih karib disapa Pun Edward, adalah tokoh Lampung terkemuka yang turut mengafirmasi dukungannya terhadap pengusulan Lampung Ibu Kota Pemerintahan RI, satu bulan lalu.

Tepatnya Jum'at 31 Mei 2019, pada momen Buka Puasa Keluarga Besar Sekala Brak dan HU Lampung Post Bersama Gubernur Lampung dirangkai luncur-mini (soft-launch) buku "Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Menjawab Sejarah" karya Dr H Iskandar Zulkarnain MH (Pemimpin Redaksi HU Lampung Post) di rumah jabatan gubernur, Mahan Agung, Telukbetung, Bandarlampung.

Disaksikan Gubernur Lampung (saat itu) M Ridho Ficardo SPi MSi, Kapolda Lampung Irjen Pol Drs Purwadi Arianto, dan dua punggawa tim #dkilampung --sekretaris harian H Ary Meizari Alfian MBA, serta Deputi Jaringan, Mobilisasi, dan Surveylance Ahmad Muslimin, sosok ramah kelahiran Jakarta, 27 Januari 1958 alumnus UGM 1983 itu akhirnya selaku pribadi, 'ulun' Lampung dan warga negara turut menyatakan dukungannya atas pengusulan kajian Lampung Ibu Kota Pemerintahan RI.

Saat itu, Deputi Ahmad Muslimin mengonfirmasi jenderal flamboyan sepanjang karirnya sejak 1984 ini terlibat diskusi tajam terkait beberapa isu strategis program perpindahan ibu kota negara bersama Ary.

Dikonfirmasi kembali terpisah, Minggu (30/6/2019) pukul 00.17 WIB, Edward mantap mengafirmasi dukungannya. "Kita dukung DKI di Lampung," tegas ia.

Barangkali banyak yang belum tahu, Edward muda berspesialisasi reserse pernah dipanggil khusus oleh Presiden Soeharto medio 1992 untuk diberikan penghargaan Lencana Adhi Satya Bhakti, atas prestasinya mengungkap berbagai tindak kejahatan kriminal saat ia bertugas sebagai Kasatserse Polrestro Bekasi dibawah komando ankum Polda Metro Jaya.

Naik daun saat berhasil menangkap Hercules, dikenal cemerlang karir dan tercatat perwira menengah Polri unsur non Akpol yang memperoleh promosi jabatan perwira tinggi (Brigjen, red) yang tergolong langka, Edward dikenal sosok yang acap 'keluar masuk' Istana.

Tentu, dalam kapasitas ketokohannya memimpin masyarakat adat (secara garis nasab) selaku Sultan Kepaksian Pernong ke-59 Kesultanan Paksi Pak Sekala Brak Lampung, anggota Dewan Keraton organisasi Forum Keraton Nusantara (FKN).

Dimana, kesultanan muasal suku bangsa Lampung sejak abad ke-3 ini termasuk bagian 115 aset Nusantara yang diakui negara melalui koordinasi Yayasan Raja dan Sultan Nusantara (Yarasutra) yang didirikan pewaris, Raja, Sultan, Pemangku dan Pemegang Lembaga Adat Keraton Nusantara, 15 Januari 2011 di Hotel Marcopolo Jakarta dan resmi berbadan hukum 16 Juni tahun itu juga.

Dalam forum pertemuan raja-sultan bersama Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, 4 Januari 2018, misal, Edward menyampaikan rekomendasi raja-sultan Nusantara, antara lain meminta para raja-sultan diakomodir partisipasi riilnya dalam Unit Kerja Presiden sebagai sarana memberikan kontribusi pembangunan, turut dimasukkan sebagai unsur resmi Forkopimda, dan keraton diberi atensi kesejahteraan.

Catatan redaksi, rakyat Lampung beruntung. Setiap tahun masih dapat menyaksikan langsung gelaran Festival Sekala Brak, hasil taja pihak kesultanan dan Pemkab Lampung Barat, pelestari tradisi adat istiadat dan budaya lokal Sang Bumi Ruwa Jurai ini.

Sesuatu, yang dalam terminologi futuristis pernah dikemukakan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid [peluang.com, 5 Februari 2018] sebagai pendekatan kemandirian sebagai kesatuan budaya dan dasar kebijakan investasi budaya. Dimana keraton dibantu menduduki posisi sosial dalam masyarakat, sebagai penjaga tradisi budaya, cagar budaya, dan konten wisata (tourism-content). (red).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages